Sejak awal menikah sampai sekarang kata “perpisahan” kadang terlintas dalam pikiran. Saya sendiri tidak mengerti kenapa sering memikirkan tentang perpisahan, padahal tidak ada masalah dalam rumah tangga kami. kami pun menikah juga bukan karena paksaan siapapun, walaupun kami menikah tanpa pacaran. Segera setelah menikah, saya bisa mencintai suami saya, begitupun suami saya, tidak terhitung dalam sehari berapa kali dia bilang, “i love you..” dan semua perhatiannya, sehinggga saya yakin bahwa diapun mencintai istrinya ini.
Tapi kan kita tidak pernah tahu skenario yang akan ditentukan Alloh buat diri kita. Bisa jadi Alloh berkenan memisahkan kami dengan mengambil salah seorang diantara kami, atau mungkin kami harus bercerai karena suatu alasan.
Karena itu, saya kadang menyusun rencana, kalau perpisahan harus terjadi, apa yang akan saya lakukan? Bagaimana dengan anak-anak? Bagaimana saya harus menafkahi diri sendiri dan anak-anak? Bagaimana kami harus survive? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang belum terjawab.
Akhirnya memang dalam kondisi seperti itu saya harus berusaha mandiri untuk bisa survive. Dan itu harus mulai dipersiapkan dari awal, sejak sekarang.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Salut! Hanya itu yang bisa saya katakan sebagai sesama istri. Hidup memang lebih indah kalau kita memaknainya dengan menyadari, bahwa hidup adalah perjuangan... Goodluck!!
Post a Comment