Friday, December 02, 2005

Dismenore alias Nyeri Menstruasi (Health Ed-1)

Menstruasi merupakan saat-saat yang dinanti kehadirannya oleh para wanita dewasa. Dan ketika ia terlambat datang, maka akan timbul kekhawatiran, “jangan-jangan telah terjadi sesuatu pada dirinya”. Sebenarnya, disamping kekhawatiran akan adanya keterlambatan, ada masalah lain lagi yang dihadapi para wanita ketika menstruasi tersebut akhirnya tiba, yaitu menderita kram, nyeri dan ketidaknyamanan lain, bahkan sampai tidak mampu beraktivitas sehari-hari. Sehingga ada yang kemudian berharap akan lebih baik jika tidak mengalami menstruasi. Nyeri ketika menstruasi, dalam istilah kedokteran disebut dismenore (dysmenorrhoea; dieja: dis-men-or-re).

Dismenore menjadi satu masalah tersendiri yang banyak dialami kaum wanita. Bahkan lebih dari 50% wanita yang menstruasi mengalami dismenore. Sehingga hal tersebt menjadi faktor penyebab terbanyak absen-nya para kaum wanita pada jam kerja atau sekolah. Gejalanya meliputi: nyeri pada perut bagian bawah, mual, muntah, diare, cemas, depresi, pusing, nyeri kepala, letih-lesu, bahkan sampai pingsan. Keluhan-keluhan ini bisa berlangsung selama beberapa jam, sampai beberapa hari (umumnya tidak lebih dari 3 hari).

Dismenore dikelompokkan menjadi dua, yaitu dismenore primer yang biasa dialami wanita normal yang menstruasi, dan dismenore sekunder yang dialami wanita penderita kelainan/penyakit tertentu

Penyebab Dismenore primer secara pasti belum diketahui. Diduga terjadinya dismenore berkaitan dengan kerja prostaglandin (hormon yang ditemukan di serviks/leher rahim dan uterus/rahim ). Beberapa penelitian menebutkan bahwa wanita yang mengalami dismenore memproduksi prostaglandin 10x lebih banyak dari wanita yang tidak dismenore. Prostaglandin menyebabkan meningkatnya kontraksi uterus, dan pada kadar yang berlebih akan mengaktivasi usus besar.

Sedangkan dismenore sekunder biasanya dialami wanita dengan kelainan tertentu, misalnya: endometriosis, infeksi pelvis (daerah panggul), tumor rahim, apendisitis, kelainan organ pencernaan, bahkan kelainan ginjal.

Keluhan dismenore akan meningkat pada wanita yang mengalami kegemukan, kurang nutrisi, peminum kopi, peminum alkohol, perokok, tidak aktif secara seksual, dan tidak pernah melahirkan. Juga biasa dialami wanita yang dalam keluarganya ada riwayat dismenore

Beberapa Tips untuk Mengurangi Keluhan Dismenore Primer
·Mengurangi konsumsi kopi
·Tidak merokok maupun minum alkohol
·Mengurangi konsumsi garam dan memperbanyak minum air putih
·Mengkonsumsi makanan tinggi kalsium, karena kalsium diduga dapat meringankan kram
·Memperbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran
·Suhu panas dapat memperingan keluhan. Lakukan pengompresan dengan handuk panas atau botol air panas pada perut atau punggung bawah atau mandi dengan air hangat
·Olahraga. Mampu meningkatkan produksi endorphin otak yang dapat menurunkan stress sehingga secara tidak langsung juga mengurangi nyeri
·Beberapa posisi senam dapat menghilangkan kram, salah satunya peregangan kucing, yang berupa posisi merangkak, kemudian mengangkat punggung ke atas setinggi-tingginya. Posisi lainnya adalah berbaring dengan lutut ditekuk, kemudian angkat panggul dan bokong, bisa juga dengan posisi janin, yaitu menarik lutut ke arah dada sambil memeluk bantal atau botol berisis air hangat di perut.
·Melakukan aktivitas sehari-hari yang ringan juga membantu melupakan rasa sakit.
·Cukup tidur, karena kurang tidur menyebabkan kelelahan sehingga lebih sensitive terhadap sakit.
·Rasa nyeri dapat dikurangi dengan obat pereda nyeri yang banyak beredar, misalnya aspirin

2 comments:

Anonymous said...

makasih tentang pembahasan d atas,Q dapat memberi pengetahuan pada pacar saya .makasih....

Anonymous said...

bukannya dengan kompres panas mengakibatkan pengeluaran darah semakin banyak????!!!!
saya dapat info itu dari dosen saya dan dia menyarankan jika perempuan yang dismonore yang ingin dikompres menggunakan air dingin atau es.
saya ingin tahu alasan yang tepatnya.
makasih ya atas pengetahuannya
salam dari poltekkes tasikmalaya!!!!