Monday, July 10, 2006

Life is beautiful

Life is beautiful,
La vita e bella,
Hidup ini indah....


Selama ini saya berusaha memandang segala sesuatunya dengan indah. Bahwa dibalik mendung masih ada langit yang biru.Bahwa setelah hujan datang, mungkin akan datang pelangi. Bahwa setelah gelap malam, maka mentari pagi akan menyapa dengan hangat.
Bahwa ujian adalah suatu keniscayaan, apapun bentuknya, ujian berupa kemudahan atau pun kesulitan.

Namun pernah sekitar dua tahun yang lalu, ketika terlibat secara mendalam dalam permasalahan keluarga seorang teman, saya jadi sulit melihat bahwa hidup itu indah. Masalah yang dihadapi memang kompleks sekali, masalah kedua orangtuanya, adik-adiknya yang ”bermasalah”, masalah finansial, kuliahnya keteteran, kesehatannya juga yang sering drop.... sepertinya masalah tiada habis-habisnya.

Saya yang biasa melihat segala sesuatunya itu indah, benar-benar jadi berubah. Jadi tahu bahwa ternyata di luar ada hal yang berbeda. Menyadari bahwa tidak semua orang baik hati seperti kelihatannya, melihat bahwa sering ada ketidaktulusan-ada udang di balik batu, juga melihat bahwa ada orang yang mengungkapkan sayang dengan makian dan amarah (?), bahwa di sekitar kita mungkin ada saudara yang benar-benar tidak bisa makan, tapi kita tak pernah tahu (atau tak mau tahu?!) , bahwa ada juga orang yang puas hidup dengan gengsi, walaupun dia kelaparan, dan setiap hari penuh keluhan dan air mata. Bahwa hujan bisa datang kapan saja, bahwa rumput tak selalu hijau, dan pohon kadang kering meranggas. Pokoke dunia seperti berbalik 180 derajat, sama sekali tidak indah.

Setelah beberapa saat, seorang mbak yang dekat dengan saya, mengajak saya untuk menjauh dan mengambil jarak. Mengajak saya seperti biasa kalo lagi stag, melihat dari sudut pandang yang berbeda. Akhirnya saya bisa kembali melihat lebih obyektif. Dan juga punya cara pandang baru, bahwa dibalik sesuatu pasti ada makna yang tersembunyi, baik positif maupun negatif. Bahwa tidak selamanya hidup ini nampak indah seperti kelihatannya.

Ketika gempa kemarin terjadi di tanah kelahiran saya, merupakan bagian dari pembelajaran tt alam, manusia, juga tt Allah-Rabb kita. Bahwa selain ArRahmaan-ArRahiim maka Allah punya sifat Rabb al ’alamin. Selain Maha Pengasih dan Penyayang, maka Allah adalah Maha Penguasa Alam semesta, Maha Perkasa, Maha Berkehendak. Tapi ArRahmaan-ArRahiimnya selalu mendahului murkaNya. Walaupun membawa kedukaan, tapi bencana itu mengajarkan pada manusia tentang indahnya ukhuwah, indahnya ketika bisa memberi, indahnya ketika kita bisa qanaah, itsar, dan ikhlas dengan ketentuan Allah.

Jadi sampai saat ini saya masih berusaha untuk selalu melihat bahwa hidup ini indah. Karena hal itu akan membawa saya untuk berusaha selalu mensyukuri apa yang telah Allah karuniakan. Apapun kejadian yang kita alami, ketika keyakinan bahwa apa yang Allah berikan adalah yang terbaik bagi kita, maka akan selalu ada ruang untuk bahagia di setiap detik perjalanan kita. Dan memang life is beautiful, namun kini dimaknai lebih mendalam.... bahwa hidup akan berisi hal yang menyenangkan dan tidak menyenangkan, kemudahan dan kesulitan, ujian dan karunia, ketakutan dan kebahagiaan. Yang penting adalah bagaimana kita mengelolanya agar kepedihan tidak terlalu pedih, dan kegembiraan tidak membuat kita lalai. Apapun keadaannya, mencoba senantiasa bersyukur, ’ala kulli hal alhamdulillah. Ketika pena telah diangkat, dan lembaran telah kering. Qadarallah maa sya-a fa’al. Setiap yang telah dan akan terjadi telah tercatat dalam ketentuanNya. Qada’ dan qadar Allah akan terus berlaku pada kita, namun Allah akan selalu membekali kita dengan kekuatan yang terkadang tidak pernah kita sadari....


Buat "seseorang", yang telah mengajari saya banyak hal, meski tanpa ia sadari
Jazakumullah khairan jaza’
Afwan jiddan atas semua khilaf, lisan maupun prasangka.

Buat semuanya siapapun anda, yakinlah bahwa selalu ada ruang untuk bahagia bagi kita semua.

No comments: