Tuesday, May 30, 2006

Gempa di Klaten Tercinta, SALURKAN KEPEDULIAN ANDA

Sabtu, 27 Mei 2006 pukul 05.50 WIB

Kampung halamanku tercinta diguncang gempa, yang cukup memporak-porandakan bangunan-bangunan, bahkan korban jiwa cukup banyak (berita terakhir korban di Klaten >800 orang)

Kejadian itu menyisakan kesedihan dan trauma yang jelas terbaca di wajah para korban. Bahkan di kampung saya (Sumyang, Jatipuro, Trucuk), walaupun tidak ada korban jiwa, tapi masyarakat masih trauma. Mereka tidak berani tidur di dalam rumah, jadi sejak hari sabtu warga tidur di teras-teras atau di jalan-jalan depan rumah, karena khawatir dengan gempa susulan.

Kejadian ini menguatkan kesadaran bahwa ”hanya Allah yang Maha Kuasa, Maha Pembuat segalanya, Maha Penentu segalanya, selalu mengawasi kita dibelahan bumi yang manapun kita berada”

JARINGAN MAHASISWA ISLAM KLATEN (JAMAIKA)
membuka posko bantuan dipusatkan di Sekretariat JAMAIKA di Karangnongko, Ketandan, Klaten Utara (Rumah Bapak Sungkono-Ibu Prembayun)

Bagi yang mau menyalurkan sumbangan bisa diantarkan ke sana atau hub
CP Furqon 081 328 033 895
Sungkono 081 328 073 813

Sumbangan diutamakan bahan makanan kering, makanan bayi, makanan siap saji

Yang mau menyumbangkan dana bisa transfer ke rekening berikut:

Bank Syariah Mandiri Capem Klaten
No rekening 0370015237
Atas nama Ninik Dwi Astuti

Bank Mandiri KCP Klaten
No rekening 138-00-0409779-1
Atas nama Ninik Dwi Astuti


Habis transfer usahakan konfirmasi ke ninik 085 629 855 62

Berduka dalam Tenang

Beberapa hari terakhir ini, disaat saya memasuki fase usia baru (waa... tambah tua nih :( ) saya mengalami beberapa kejadian ang kurang mengenakkan, cukup menguras air mata (cie....) Tak ada yang saya salahkan. Kondisi yang saya jalani saat ini adalah konsekuensi dari pilihan hidup saya. Duka yang saya alami saat ini saya anggap sebagai bagian tarbiyah untuk mendewasakan saya, semoga bisa menjadikan saya untuk lebih bijak dan arif dalam menjalani dan memaknai hari-hari mendatang di sisa usia saya.

Duka ini,
Adalah duka yang tenang:
Sepenuh kesungguhan
Aku menutup sepenggal episode perjalanan
Sepenuh kesadaran
Aku bangun dari sebuah mimpi kehidupan
Sepenuh jiwa
Aku menguburnya dalam kenangan masa silam
Sepenuh keyakinan
Aku mengantarnya
Dari jalan panjang hidupku ke depan

Aku berduka, dengan duka yang tenang:
Atas keyakinan,
Kekecewaan ini adalah wajar adanya
Atas kepastian,
Proses hidup memang demikian jalannya
Atas kepercayaan, esok kan datang bahagia
Aku berduka dalam tenang


puisinya mba azimah rahayu, dg bbrp perubahan...


solo, akhir Mei-awal menapaki fase usia baru

Doa untuk Orang Tua, Kita dan “Si Dia”

Doa..., saya yakin kalau kita pasti telah melantunkan banyak doa, juga doa untuk mendapatkan pasangan (topiknya koq ”merah jambu” lagi ya :) ) Mungkin juga sambil mengira-ira. Kapan ya pasangan kita akan datang.... Kita harus yakin, bahwa Allah akan mengabulkan doa kita hanya waktunya yang sering tidak kita ketahui. Insya Allah ”si Dia”, orang yang tepat bagi kita akan datang pada saat yang tepat.

Nabi Zakaria a.s. tak putus-putusnya berdoa memohon keturunan, doanya diabadikan dalam QS Al- Anbiya: 89
”Ya, Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri, dan Engkaulah ahli waris yang terbaik”

Doa yang indah ya....., bisa kita tiru. Jangan lupa memohon agar dikaruniai pasangan yang shalih...yang terbaik buat kita menurut Allah (terbaik menurut Allah lho...bukan terbaik menurut kita! )

Kita juga bisa berdoa menurut perantaraan orang tua kita. Kan orang tua juga ”berhak” mendapatkan doa kita. Karena pasangan anaknya (menantu) akan menjadi bagian dari keluarga besar tho? Ada yang mengajari doa sederhana,”Ya Allah, karuniakan kepada ayah dan ibuku, seorang menantu yan shalih, yang akan menjadi pasangan anaknya ini, meniti jalan menuju ridho-Mu”

Oh,ya.... sudahkah kita mendoakan ”si Dia”???
Waa... kenal aja belum, gimana mau mendoakan? Iya, kita doakan saja, siapapun jodoh kita, dimanapun saat ini dia berada, semoga istiqomah dalam bergerak, mencintai kebaikan, dijauhkan dari keburukan.
”Ya Allah, siapapun jodohku kelak, jagalah dia agar istiqomah dalam agama-Mu, Semoga dia selalu mencintai-Mu, mencintai Rasul-Mu, dan mencintai orang-orang yang mencintai-Mu dan mencintai Rasul-Mu. Ya Allah, jagalah dia agar istiqomah dan tetap bersemangat dalam berdakwah, menyeru pada kebaikan, menegakkan kalimah-Mu. Ya Allah, jagalah dia dari keburukan dan jagalah dia agar tidak larut dalam kecintaan kehidupan dunia.”

Ada yang punya doa lain, silakan saja....

(terinspirasi dari tulisan mba Rahmadiyanti)

Beberapa Catatan Bagi yang Akan Ta’aruf

Kebetulan, ada sahabat saya sedang menjalani proses ta’aruf untuk menuju pernikahan. Selama ini kami memang cukup dekat, sehingga saya pun membersamai dan menemani beliau dalam menjalani prosesnya. Ada banyak hal yang saya dapatkan dan saya pelajari (lumayanlah.... buat bekal kalo nanti saya menjalani proses taaruf :) )

Dan saya ingin membaginya, kali aja diantara teman-teman yang mampir ke blog saya ada yang akan atau tengah menjalani proses ta’aruf:

1.Adanya keterbukaan
Keterbukaan merupakan hal yang mutlak. Dalam proses taaruf kedua belah pihak harus menyampaikan hal-hal tt dirinya dengan jujur dan terbuka, termasuk tentang kondisi keluarga. Hal-hal yang dirasa masih mengganjal di hati harus disampaikan terus-terang, walaupun itu mungkin hal kecil yang terlihat sepele, misal: ada keminderan dari keluarga, kondisi keluarga saat ini, penerimaan keluarga terhadap calon yang diajukan, dsb.

2.Komunikasi yang jelas dan lancar
Usahakan untuk bisa berkomunikasi secara langsung (dengan tetap memperhatikan batasan syariat), bisa telp atau yang lain, bisa juga lewat sms (tapi kadang bahasa tulis mengundang multi tafsir). Ketika ada perbedaan, kejanggalan segera diklarifikasi, jangan ditunda-tunda.

3.Pengkondisian keluarga dan adanya strategi loby
Pengkondisian keluarga seringkali dilupakan, sehingga ketika proses sudah berjalan tersandung dengan keberatan-keberatan dari pihak keluarga tentang hal-hal yang tidak prinsip, misal: prinsip menikah tanpa pacaran hingga saat ini belum lazim, sehingga orang tua merasa kaget ketika tiba-tiba anak gadisnya dilamar oleh pemuda setelah masa taaruf yang singkat, 1 bulan misalnya. Sosialisasikan proses pernikahan tanpa pacaran jauh hari sebelumnya, sosialisasikan juga kriteria pasangan ideal kepada orang tua.

Kemudian ketika sudah ada kesepakatan, seringkali butuh loby yang agak panjang kepada orang tua. Apalagi bila orang tua belum dikondisikan sebelumnya. Dalam menjalani proses loby ini diperlukan rancangan strategi dari kedua belah pihak, agar gool.... ortu yakin,trus jalan deh.....

4.Didampingi pihak-pihak yang berpengalaman
Adanya pihak-pihak yang mendampingi (bisa guru ngaji atau orang shalih yang dituakan) akan membantu menjaga proses agar tetap dalam batas syar’i. Selain itu mereka juga bisa memberikan masukan-masukan dan saran-saran jika selama proses ternyata ada hambatan baik dari keluarga atau pun pihak lain.

Jangan lupa, pertimbangan keluarga tetap diutamakan, tetapi seringkali butuh pertimbangan dari luar keluarga, terutama pihak yang sudah berpengalaman membantu proses taaruf. Mereka bisa membantu juga menentukan strategi loby.

5.Kesiapan Mental dan kematangan emosional
Ini penting banget. Masa-masa proses merupakan masa ”rawan” sehingga butuh ketenangan dan konsentrasi. Pengambilan keputusan, menentukan langkah-langkah ke depan, merencanakan loby itu butuh ketenangan, pertimbangan yang matang, jangan tergesa-gesa karena emosi sesaat (yang jelas logika > emosi). Harapannya kan menikah itu sekali untuk seumur hidup...

Kematangan emosional juga perlu untuk mempersiapkan diri, bila ternyata proses taaruf tidak bisa dilanjutkan sampai jenjang pernikahan. Ikhlaskan hati menerima apapun hasilnya, karena Allah tahu yang terbaik buat kita, apa yang Allah berikan adalah selalu yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.

6. Faidza ’azzamta fattawakal ’ala Allah
Ketika kedua belah pihak sudah berazzam, kuatkan azzam itu terutama untuk mempertahankan prinsip ketika nanti ternyata banyak hambatan. Misal dari keluarga. Berusaha maksimal (tapi jangan membabi buta) mempertahankan prinsip, idealisme dan pilihan. Baru kemudian serahkan hasilnya pada Allah semata., karena manusia hanya dapat berencana, sedang Allah yang Maha Penentu.

Ada yang mau menambahkan daftar ini??? Sepertinya sdh banyak diulas di buku-buku panduan menuju pernikahan Islami ya?!

Wednesday, May 24, 2006

Asal nulis...

Ternyata sudah lebih dari sebulan, saya tidak ngupdate blog, babar blas ga posting :)
Sebenarnya pengin posting sih, tapi berhubung sebulan ini banyak yang harus dikerjakan dan butuh konsentrasi lebih, yah dengan sangat terpaksa blog nya dicuekin lagi.
Yo wis lah, ini asal nulis aja, sebulan ini ada banyak peristiwa yang saya hadapi, banyak pelajaran yang saya dapat, semoga semua itu menjadi bagian dari proses pendewasaan diri saya :)
Dua minggu yang lalu, keponakan saya lahir. Sahabat saya, andina, alhamdulillah sedah melahirkan mujahid kecil. namanya Muhammad Fiidinillah Aziz Saleh. sayang sampai hari ini belum ketemu, soalnya masih di tempat eyangnya, belum dibawa ke solo. Terlantun doa "semoga menjadi anak yang shalih, menyejukkan pandangan orangtuanya, berbakti kepada agama, orangtua dan bangsa." amin. Trus buat Andina & Pak Fitra, selamat menjalani peran baru, menjadi ayah dan ibu. Barakallahu fiik...
Trus,tentang Merapi yang lagi batuk-batuk. Wah, agak deg-degan juga neh. soalnya klaten-merapi kan ga jauh-jauh banget. Kadang sih kena hujan abu juga. Sedih juga, belum berkesempatan membantu jadi sukarelawan di Merapi, kemarin ga diajak teman-ten Mer-C ke sana. tapi yo ga papa lah, semua dengan peran masing-masing.
Cerita lain, sudah dua minggu ini daerah kos-kosan saya diacak-acak maling alias pencuri. Hampir tiap malam ada kos yang kecurian. Bahkan pernah dalam satu malam, lima kos disatroni maling. Akhirnya untuk menjaga keamanan, tiap malam ada jadwal jaga kos deh. Tapi kabar baiknya, alhamdulillah empat maling sudah ketangkap, dan "gosipnya" masih sisa 14 orang temannya!!!Moga aja cepet ketangkap deh.