Tuesday, November 08, 2005

Kasih Ibu Sepanjang Masa

Cinta yang kuberi sepenuh hatiku
apa yang kuterima, aku tak peduli

Kiranya potongan lirik lagu bang ebiet di atas memang tepat menggambarkan bagaimana kasih sayang ibu kepada anaknya, pengorbanan apapun akan dia lakukan, dia tidak peduli apakah kelak anaknya akan menghargai atau membalas pengorbanannya.

Pagi ini saya kembali mengakui betapa besar kasih ibu pada anaknya. Hari ini seharusnya saya masih di rumah menikmati libur Lebaran bersama keluarga. Tapi karena ada sms mendadak dari teman saya, “Bapak Dosen akan memberi bimbingan padat” dengan berat hati saya pun berangkat ke RS Dr. Moewardi, tempat di mana saya belajar.

Ketika sedang menunggu dosen dan menunggu teman yang lain, iseng-iseng saya jalan-jalan ke poli Bedah. Di sana saya melihat seorang ibu sedang menggendong anaknya., menanti giliran diperiksa. Mungkin karena merasa lelah, ibu tersebut kemudian membaringkan anaknya di lantai. Barulah saya dapat mengamati, rupanya putra sang ibu tidak normal. Kepalanya membesar (hydrocephalus), jauh lebih besar dari ukuran tubuhnya, juga terdapat benjolan, mungkin karena tumor. Tubuh anaknya sangat kurus, tangan dan kakinya sangat kecil. Karena tubuhnya yang tidak proporsional itulah, anak tersebut tidak bisa mengangkat kepalanya, dia hanya bisa menggerak-gerakkan kaki tangan dan kakinya, sambil sesekali mengerang kesakitan.

Sang ibu berusaha membuat anaknya nyaman. Dia tidak peduli dengan orang-orang yang lewat di sekelilingnya yang mungkin hanya bisa merasa iba. Dia berusaha menghibur anaknya, mengajak anaknya bercanda, sambil mengusapnya dengan lembut setiap kali anaknya merintih kesakitan. Ibu tersebut menceritakan keadaan di sekitar mereka kepada anaknya, yang kemungkinan tidak bisa melihat dengan sempurna.

Betapa besar cintanya kepada anaknya, Beliau hanya ditemani putranya yang lain yang masih kecil, mungkin sekitar 5 tahun usianya. Beliau terus menghibur anaknya dengan cerita dan permainan-permainan sederhana. Entah sampai berapa lama mereka menunggu, karena saya pagi ini antrian di poli bedah cukup banyak. Dengan harapan kesembuhan buah hatinya, entah berapa kali ibu tersebut harus bolak-balik ke rumah sakit.

Hati pun jadi gerimis. Ingat ibu di rumah yang begitu sayang pada kami. Lebaran ini ibu begitu sibuk, karena keluarga besar berkumpul, jadi harus masak buat banyak orang (ga ada yang gantiin masak, karena ga ada yang masakannya seenak ibu sih J) Ibu, maafkan anak-anakmu yang sering mengecewakanmu, belum bisa memenuhi harapanmu, malah kami sering ngisengin ibu rame-rame.
Kangen nih sama ibu…..

8 November 2005, jadi pengen pulang…

No comments: