Wednesday, November 09, 2005

Ketika (terpaksa) Jatuh Cinta

Cinta itu indah
Cinta itu anugrah,
Ketika dikaruniai cinta, bersyukurlah.
Karena cinta akan melembutkan perasaan.
Tapi, jagalah cintamu agar tetap bersih hatimu

Kita sama-sama tahu, bahwa cinta itu anugrah. Sesuatu yang patut kita syukuri keberadaannya.
Kita juga tahu, adalah fitrah ketika jatuh cinta (kepada lawan jenis). Bahkan seorang aktivis, dengan labelnya “ikhwan” atau “akhwat”, adalah manusiawi ketika merasa jatuh cinta, merasa tertarik dengan lawan jenisnya. Karena kita menyadari, aktivis pun adalah manusia biasa.

Tapi hendaknya kita juga menyadari, bahwa cinta itu harus kita letakkan pada tempatnya yang tepat, pada waktunya yang tepat, pada orangnya yang tepat pula. Janganlah kehadiran cinta yang seharusnya membuat hidup jadi berwarna, justru membuat hidup menjadi kusam, aktivitas jadi berantakan, karena hati terbuai oleh cinta yang tidak semestinya.

Ketika kau menyadari, bahwa rasa itu telah menelusup dalam hatimu, kau punya dua pilihan, mencintai dengan benar (menikah), atau tidak sama-sekali (meninggalkan hubungan-hubungan selainnya). Kalau kau sudah siap, ungkapkan cintamu dan utarakan niatmu menikahinya. Tapi ketika kau belum siap, diamlah, jangan katakan apapun dan pupuslah perasaanmu, jangan sampai rasa itu memenuhi hatimu sehingga membuatmu lalai dari semuanya.

Aku tidak rela, kalau dengan alasan cintamu padanya, membuatmu bersemangat dalam setiap aktivitas, terlebih dalam aktivitas dakwah. Pun aku tidak rela, kalau dengan alasan cinta pula, kau meninggalkan semua aktivitasmu karena ingin melupakan dan menghindar darinya. Kita harus selalu ingat hanya Allah saja yang boleh kita jadikan sandaran, hanya harapan akan ridha-Nya yang kita jadikan alasan untuk semua gerak langkah kita.

Jangan sampai cinta membuatmu masuk dalam perangkap kesia-siaan, karena sibuk memikirkan lintasan-lintasan perasaan. Tetaplah engkau menjadi dirimu, memelihara kehormatanmu. Jangan kau nodai dan kau tanggalkan kemuliaanmu di dunia dan akhirat kelak demi kemuliaan dunia yang hanya setitik debu. Semoga firman Allah ini selalu kita ingat:
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmuNya dan Allah telah mengunci mati mata, pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya. Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk setelah Allah membiarkannya sesat. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran? (QS Al Jaatsiyah:23)

Saudaraku,
Semoga kita selalu bisa meletakkan cinta kita pada pada tempat yang tepat, orang yang tepat dan waktu yang tepat. Semoga kita senantiasa ingat hanya padaNya lah cinta sejati, muara dari semua cinta.

“Cukuplah Allah yang akan menentukan ke arah mana sampan cinta akan menuju. Dan cukuplah Allah yang mengisi seberapa banyak bejana cinta di hati harus terisi”
(sajak musafir hayat)


Semoga Allah senantiasa menjaga semangat kita untuk kembali padaNya,
Semoga Allah senantiasa menjaga keberadaan rasa malu dalam diri kita.

saudaraku (di suatu tempat), untukmu risalah ini kupersembahkan
Masalah umat begitu banyak, menunggu untuk diselesaikan
Pantaskah ketika yang lain berlomba dalam berbuat kebaikan, sementara kita hanya sibuk mengurusi lintasan-lintasan hati yang menyesatkan???

No comments: