Tuesday, November 08, 2005

Kenangan Saat Ujian PANUM

Maka, Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan
(QS. 94 : 5-6)


Seminggu sebelum lebaran kemarin saya ujian PANUM. Ujian PANUM berupa praktek pemeriksaan fisik yang dilakukan berpasangan dengan teman kelompok. Dalam kelompok kami ada 12 orang, jadi semuanya ada enam pasangan. Sebenarnya tidak ada yang istimewa dalam kelompok kami, justru yang istimewa adalah dosen pengujinya, karena beliau terkenal sangat “moody”. Dalam artian “mood” beliau sangat mudah berubah, beliau bisa saja marah tanpa sebab, padahal baru tiga menit yang lalu beliau mengajak kita bercanda. Selain itu beliau terkenal “pelit” memberi nilai, rata-rata dua koma nol lah…

Sehari sebelum ujian kami tentiran (bimbingan) sama kakak tingkat yang sudah pernah diuji beliau. Jadi dikasih trik-trik untuk menghadapi beliau, pertanyaan yang biasa diajukan, dsb. Pas latihan prakteknya, kami berpasangan dengan pasangannya masing-masing

Pas hari- H, pagi- pagi kami sudah berkumpul, dengan perasaan yang tidak karuan, deg-degan, takut, dsb. Beliau datang, dan kami diminta masuk ke ruangan beliau. Setelah basa-basi sebentar, ujian dimulai. Pasangan pertama dipanggil….., ternyata…. Pasangannya ditentukan oleh beliau, jadi tidak sesuai dengan urutan sebelumnya. Lemas rasanya, karena partner kita berubah, bukan dengan partner saat latihan. Ditambah lagi, hari itu ternyata beliau mood-nya sedang tidak bagus. Jadilah ujian hari itu terburuk sepanjang sejarah PANUM. Dari 12orang kelompok kami yang disuruh keluar ruangan lima orang, disuruh belajar dulu di luar. Setelah selesai semua, kami disuruh pulang, diminta kembali keesokan harinya. Kami pun pulang dengan tanda tanya besar di hati, lulus atau tidak.

Keesokan harinya kami sekelompok menghadap lagi.
Subhanallah, hari itu beliau sangat berbeda dengan hari sebelumnya. Beliau memberikan bimbingan, panjang lebar beliau menjelaskan, memberitahu kesalahan-kesalahan kami saat melakukan praktek kemarin. Semua dijelaskan dengan gamblang. Bahkan beliau juga minta maaf atas sikapnya yang tidak mengenakkan. Beliau juga berpesan agar kami tidak percaya sepenuhnya dengan berita-berita yang diriwayatkan kakak tingkat, bahwa dosen ini galak, dosen itu pelit memberi nilai, dsb karena itu justru akan menurunkan mental kami saat ujian. Dan yang paling mengejutkan, beliau memberikan kami semua nilai yang bagus sepanjang sejarah PANUM. Subhanallah,… benar-benar jauh dari persangkaan kami.

Jadilah hari itu kami pulang dengan penuh rasa syukur dan haru atas keramahan beliau…
Sekali lagi Allah menunjukkan kuasaNya. Ketika Allah berkehendak, segalanya bisa terjadi….


Kenangan di RS Dr. Moewardi, 29&31 Oktober 2005
Teruntuk:
teman-teman ujian PANUM : mba rini, andin, sita, ardina, mufid, ningrum, mimi, dhe nuri, april dan dua orang lagi, (afwan lupa namanya L) : tetap semangat sebentar lagi semesteran lho…
Spesial buat mba ufit, dian, nanik: syukron atas tentirannya
Buat dr. Mamik, Sp. SD terima kasih banyak atas ilmu yang telah dibagi dan nasehat-nasehatnya

No comments: