Wednesday, November 30, 2005

Akhwat sejati....

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari wajahnya yang manis dan menawan, tetapi dari kasih sayangnya pada karib kerabat dan orang disekitarnya. Pantang baginya mengumbar aurat, dan memamerkannya kepada siapapun, kecuali pada mahramnya. Dia senantiasa menguatkan iltizam dan azzam-nya dalam ber-ghadul bashar dan menjaga kemuliaan diri, keluarga serta agamanya.

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lembut dan mempesona, tetapi dari lembut dan tegasnya tutur dalam mengatakan kebenaran. Dia yang senantiasa menjaga lisan dari ghibah dan namimah. Pantang baginya membuka aib saudaranya. Dia yang memahami dan merasakan betul bahwa Allah swt senantiasa mengawasi segala tindak-tanduknya.

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari liuk gemulainya kala ia berjalan, tetapi dari sikap bijaknya memahami keadaan dan persoalan-persoalan. Dia yang senantiasa bersikap tulus dalam membina persahabatan dengan siapapun, dimanapun dirinya berada. Tak ada perbendaharaan kata “cemburu buta” dalam kamus kehidupannya. Dia senantiasa merasa cukup dengan apa yang Allah swt anugerahkan untuknya, juga atas nafkah yang diberikan sang suami kepadanya. Tak pernah menuntut apa-apa yang tidak ada kemampuan pada sang qowwam di tengah keluarga. Sabar adalah aura yang terpancar dari wajahnya. Sifat tawadhu’ adalah pakaian yang senantiasa dia pakai sepanjang perguliran zaman.

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia menghormati dan menyayangi orang-orang ditempat kerja (wajihah dakwah), tetapi dari tatacaranya menghormati dan menyayangi siapapun dan dimanapun tanpa memandang status yang disandangnya. Dia yang dilihat menyejukkan mata dan meredupkan api amarah. Baitii jannatii selalu berusaha ia ciptakan dalam alur kehidupan rumah tangga. Totalitas dalam menyokong dakwah suami dan berdarmabakti mengurus generasi penerus yang berjiwa Rabbani

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari banyaknya ikhwan yang memuji dan menaruh hati padanya, tetapi dilihat dari kesungguhannya dalam berbakti dan mencintai Allah dan Rasulullah. Dia yang selalu menghindari sesuatu yang syubhat terlebih hal-hal yang diharamkan-Nya.

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari pandainya dia merayu dan banyaknya airmata yang menitik, tetapi dari ketabahannya menghadapi liku-liku kehidupan. Pancaran kasih sayang melesat tajam dari tiap nada bicara yang keluar dari bibirnya. Dia yang memiliki perasaan yang tajam untuk selalu berbuat ihsan kala ditempat umum maupun kala sendiri.

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari merdunya suara kala bertilawah Qur’an dan banyaknya hadits yang ia hafal, tetapi dari keteguhan dan konsistennya mengamalkan kandungan keduanya. Dia selalu berusaha mengajarkan pada yang belum memahaminya. Al-Qur’an dan As-Sunnah dijadikannya sebagai suluh penerang serta pijakan dalam menelusuri lorong-lorong gelap kehidupan.

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari tingginya gelar yang disandangnya serta luasnya wawasan ataupun lincahnya ia bergerak, tetapi tingginya ghirah untuk menuntut ilmu dan mengamalkan syariat secara murni dan berkesinambungan. Ilmu yang bermanfaat adalah tongkat yang ia pegang.

Menjadi akhwat sejati,
niscaya akan membuat iri dan cemburu para bidadari,
menjadi dambaan bagi mereka para insan berjiwa Rabbani,
menjadi dambaan bagi mereka para pemilik ruh dakwah dan jihadiyah,
serta para hamba Allah yang tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia yang semu…….


Menjadi Akhwat sejati,
Seperti yang dicontohkan oleh khadijah, Aisyah, Hafsah, Maimunah, Shafiyah, Fathimah Az Zahra, dan para shahabiyah radiyallohu’anha ajma’in.

Dikutip dari Buku : “Surat Cinta Untuk Sang Aktivis” – Musafir Hayat

komentar: wah, masih jauh dari kriteria "akhwat sejati" ..... :(

Back up Your Files!

Kapan terakhir kali anda membuat backup data computer? Dari hasil penelitian menyebutkan 90% pengguna computer di rumah tidak pernah membuat backup data-datanya, termasuk saya deh :)Padahal seandainya komputer kita rusak sehingga data di harddisk hilang semua, kita tidak bisa berbuat apa-apa jika kita tidak punya salinannya. Seperti yang dialami teman saya beberapa waktu yang lalu, ketika kompie-nya kena virus, semua data hasil penelitian TA-nya ga bisa diselamatkan :( sekarang saya jadi terinspirasi untuk buat salinan data.

Apa Yang Harus di backup?
Semua data yang ingin diselamatkan, baik dokumen, surat, foto, file musik sampai catatan keuangan

Di mana harus disimpan?
Salin data ke DVD, CD, harddisk eksternal atau USB flash drive. Bisa juga nyimpen data di internet, jadi kalo komputer terhubung dengan internet, bisa disimpan misalnya di www.streamload.com , di sini diberi jatah hingga 10GB secara GRATIS! (katanya sih begitu, kompie saya ga online, jadi saya sendiri belum pernah mencoba :D)

Kapan menyalin data?
Lakukan secara rutin, misalnya seminggu sekali. Simpan file secara rapi, biar mudah ditemukan saat kita mencarinya. Katanya lagi, ada program yang dapat melakukan pengorganisasian file secara otomatis, merekam hanya bila ada perbedaan data sejak terakhir kali dilakukan penyimpanan.

Hitung-Hitung Olahraga

Tahukah anda? aktivitas sehari-hari yang kita lakukan ternyata sebanding dengan 10000 langkah yang kita lakukan di tempat fitness.

Aktivitas 15 menit, Sebanding Dengan
Berdiri sambil menyiram kebun, 600 langkah
Berhubungan suami/istri, 750 langkah
Mencuci piring, 900 langkah
Berdiri sambil memasak, 950 langkah
Mengecat, 1200 langkah
Belanja sambil mendorong troli, 1400 langkah
Membersihkan rumah, 1400 langkah
Tenis meja, berkuda, 1600 langkah
Mencuci mobil dengan tangan, 1850 langkah
Berkebun sambil menebarkan pupuk, 1950 langkah

Sumber: ‘The Low Di Diet” Horder Headline, Australia

Buat yang punya khadimat(pembantu di rumah), ga ada salahnya kan sekali-kali mengerjakan pekerjaan rumahtangga (biar khadimat cuti dulu beberapa hari) hitung-hitung olahraga lah! :)

Orang besar berpikir besar *

Anda besar dengan berpikir besar
Anda kecil bila berpikir kecil
Keterbatasan anda adalah pikiran anda
Mimpi dianugerahkan agar anda bisa berpikir besar
Maka bermimpilah menjadi besar

Mulailah dari pikiran anda
Keberhasilan semata-mata bagaimana anda meletakkannya dalam pikiran
Tidak ada yang salah pada lingkungan sekitar
Tidak pula salah pada waktu anda
Semua memberikan tempat dan kesempatan bagi anda untuk meraih keberhasilan
Tinggal anda mengambil langkah pertama, yaitu berpikir besar

Tak ada yang salah pada katak yang merindukan bulan
Tak ada yang salah pada kera yang ingin menjadi dewa
Jangan hiraukan ucapan orang lain
Bergaullah dengan orang-orang ang berkepribadian besar
Perlakukan diri anda dengan penuh rasa hormat
Maka orang lain akan menghormati anda sebagai orang besar


Ketika akan melakukan sesuatu, kita sering merasa ragu-ragu dengan kemampuan kita, dan kemudian kita urungkan niat untuk bertindak. Padahal kita belum mencoba melakukan apapun, tapi kita sudah memvonis,” ah…., paling juga ga berhasil”, dsb.
Ketidakberhasilan kita seringkali karena pikiran kita sudah tersugesti oleh hal-hal negatif. Sugesti negatif itu membelenggu pikiran kita, sehingga kita akan dipenuhi kecemasan. Padahal ketika kita diliputi kecemasan berlebihan, kita tidak bisa melakukan sesuatu dengan optimal. Hasil akhirnya aktivitas yang kita kerjakan tidak memuaskan diri kita maupun orang lain.

Berbeda ketika pikiran kita tersugesti dengan hal positif, maka kita jadi bersemangat dan dapat melakukan pekerjaan dengan lebih optimal. Seperti kata pepatah “ketika kita merasa optimis, maka lima puluh persen kemenangan ada di tangan kita”.

Dalam sebuah hadits Qudsi juga disebutkan bahwa Allah mengikuti sangkaan seorang hamba terhadap-Nya. Jadi, ketika kita berpikir positif, maka itulah yang akan Allah kirimkan kepada kita. Ketika seorang menganggap dirinya berhasil, menggangap dirinya gagal, menganggap dirinya kecewa, atau menganggap dirinya susah, maka Allah SWT akan mengirimkan pikiran itu kepada dirinya. If you think you can, you can. If you can not, you can not. Kalau Anda berpikir bisa, Anda pasti bisa. Tapi, kalau Anda berpikir sudah tidak bisa, maka Anda tidak akan bisa. Allah akan menakdirkan Anda tidak bisa.

Jadi, mari kita mulai mengatur pola berpikir kita yang positif sehingga Allah akan mengirimkan kepada kita hal-hal yang positif juga.

(*) Puisi kiriman seorang sahabat yang baru saja menggenapkan separuh dien-nya. Terlantun doa buat beliau ”Barakallahu laka wa baraka ‘alaika, wa jama’a bainakuma fi khair.” Terimakasih pak atas nasehatnya.

Waktu Yang Tepat Untuk Hal-hal Tertentu

Ternyata,dengan memilih waktu yang tepat untuk melakukan aktivitas tertentu, kita bisa memperoleh keuntungan terbaik dalam berbagai situasi & kualitas hidup juga dapat meningkat.

Beli daging dan sayur pukul 06.00-07.00 di pasar tradisional, pukul 10.00-11.00 di pasar swalayan dan hypermarket.
Pasokan daging dan sayuran segar selalu dikirim setiap pagi, baik di pasar tradisional maupun swalayan. Jangan lupa memilih daging berwarna merah cerah dengan aroma khas daging segar. Jangan beli daging dengan bercak kehijauan atau kehitaman, serta aromanya tidak sedap. Agar sayuran lebih tahan lama, bungkus dengan tisu dapur sebelum dimasukkan di lemari es. Bisa juga dimasukkan dalam plastik yang dilubangi di beberapa tempat.

Beli furniture di bulan November atau Desember
Menjelang hari raya, Natal, dan tahun baru, showroom mebel biasanya ramai dikunjungi, sehingga penjual mebel biasa menyetok lebih banyak dengan model lebih beragam. Selain itu, di akhir tahun sering digelar sale untuk menjual barang stok lama yang belum laku terjual, lumayan kan kalo dapat diskon?!

Beli mobil di akhir bulan
Dealer mobil biasanya memberikan harga lebih murah di akhir bulan untuk mengejar target penjualan, khususnya mobil bekas.

Renovasi rumah, di musim kemarau, April-Juli/Agustus
Renovasi rumah sebaiknya dilakukan di akhir musim kemarau agar pekerjaan tidak terganggu oleh hujan.

Rapat di Senin atau Selasa, pukul 09.00-11.00
Di awal pekan orang cenderung memiliki semangat baru, pikiran lebih fresh karena habis weekend. Hindari rapat pada hari Jumat, karena harinya pendek, dan biasanya mood seseorang sudah berada di weekend. Usahakan rapat saat pekerja memiliki energi yang tinggi, mulai pukul 09.00-11.00. Sesudah jam tersebut biasanya energi menurun, mendekati makan siang.

Cari kerja baru, di januari atau Juni/Juli
Biasanya perusahaan yang membutuhkan freshgraduate membuka penerimaan karyawan baru di awal atau pertengahan tahun. Tidak disarankan cari kerja di akhir tahun karena perusahaan sudah siap-siap tutup buku.

Beli rumah di bulan Februari/Maret, Juni/Juli, atau November/Desember
Di awal tahun biasanya harga rumah naik, karena meningkatnya permintaan. Februari/Maret, permintaan sepi, jadi harga cenderung turun. sekitar April, harga rumah cenderung naik 10%. bulan Juni/Juli pembelian rumah menurun, karena kesibukan tahun ajaran baru di sekolah, trus meningkat kembali di bulan Agustus.

Beli Parfum di siang/sore hari
Indera pembau kita bekerja maksimal pada siang dan sore hari. Untuk mencermati wangi asli parfum, semprotkan di tubuh anda, tunggu sekitar 10 menit.Trus janngan mencoba dua parfum dalam waktu berdekatan, karena indera pembau kita bisa salah mengenali aromanya

Beli kacamata di pagi hari
Mata kita masih segar di pagi hari, sehingga hasil pemeriksaan mata lebih akurat.Kalo tidak mendesak, pilih waktu menjelang hari raya, Natal,Tahun Baru, dan hari kemerdekaan, karena optic biasanya memberikan diskon khusus!

Minta naik gaji pukul 09.00 atau pukul 13.00. Hindari senin atau Jumat
“Pilih waktu dimana atasan betul-betul mendengarkan anda”. Bila atasan sedang badmood, tunda dulu permintaan anda. Ajukan permintaan di pagi hari sebelum atasan memulai aktivitasnya, atau siang hari setelah makan siang. Hindari hari senin karena hari senin adalah hari sibuk, juga hindari hari Jumat, karena mungkin atasan akan pulang cepat untuk weekend.
Siapkan data dan dokumen yang mendukung bahwa anda pantas mendapat kenaikan gaji, bukti keberhasilan kerja, survey mengenai gaji pegawai pada posisi anda, kondisi eksternal-misal kenaikan BBM :)

Beli bunga potong di pagi hari
Suplier bunga potong biasanya mengirim bunganya di pagi hari, jadi bunganya masih segar

Berlibur di Januari sampai Mei
Pada periode tersebut, biro perjalanan, travel, hotel, biasanya memberikan harga yang lebih murah karena permintaan turun. Permintaan meningkat pada akhir tahun dan pada liburan sekolah, sekitar bulan Juni-Juli

Disarikan dari Reader’s Digest Indonesia, Vol III No 12

Ada yang mau menambah daftar ini?

Catatan Harian dalam Lembar Kehidupan

Secara sederhana, hari-hari yang kita lalui tak lebih seperti lembar-lembar catatan kehidupan. Setiap pagi kita membuka lembar halaman barunya. Kemudian bersama datangnya lembayung senja kita membalik lembar hari itu. Sampai datang masanya ketika buku kehidupan itu harus ditutup. Berakhirlah coretan-coretan amal kehidupan. Lalu dimulailah masa pertanggungjawaban…

Mengisi lembar harian kehidupan bukanlah persoalan sederhana. Apa saja yang telah kita torehkan di dalamnya akan tetap berada dalam kekuasaan Allah. Hendaknya kita menyadari pula bahwa lembar-lembar kehidupan berupa hari-hari yang telah, sedang dan akan kita lalui tidak lain adalah modal kehidupan kita. Semua yang terjadi di atasnya akan mengambil dua peran, menjadi penolong kita, atau akan memberatkan diri kita kelak di hadapan Allah.

Satu bulan mulia telah kita lalui. Tentu tersimpan kenangan tersendiri dalam diri kita selama bulan tersebut. Lihatlah Ramadhan yang baru saja kita tinggalkan. Betulkah ia telah menjelma menjadi momen perbaikan kehidupan sebelumnya? Atau sebenarnya kita hanya mengulang-ulang kesalahan dan kelemahan yang sama? Satu hal yang pasti dan harus kita yakini bahwa sebenarnya kita sedang mengisi lembar-lembar harian kehidupan yang kita miliki.

Kini di depan kita terhampar lembaran baru kehidupan sebelum Ramadhan tahun depan menjelang. Sebelas bulan ke depan adalah lembar putih yang akan kita warnai.
Sebelas bulan kedepan bukanlah sebelas bulan yang baru bagi kita. Sudah berapa kali hal serupa kita lalui. Sudah sering kita menerima ucapan selamat hari Fitri. Namun kita tidak pernah merasa yakin berapa banyak hari “fitri” yang kita miliki setelah Ramadhan. Dari kesadaran inilah kita menyusun langkah baru.

Fitri hari ini adalah fitri yang baru. Sebelas bulan ke depan adalah sebelas bulan yang berbeda bagi kita. Semua yang telah kita upayakan dan harapkan menjadi prestasi keimanan kita selama Ramadhan lalu, kita jadikan modal menjalaninya. Kesucian jiwa yang kita harapkan sebagai buah ibadah Ramadhan lalu, frekuensi ibadah yang kini masih hangat mengisi hari-hari kita setelah selama sebulan menjadi kebiasaan, serta kesadaran baru tentang makna hari-hari ke depan semoga menjadi faktor pembeda sekaligus modal perbaikan diri.

Bagi kita hari ini, hidup fitri bukan lagi satu atau dua hari raya. Hidup fitri adalah misi utama kita mengisi lembaran-lembaran baru kehidupan. Komitmen untuk tidak menorehkan amal kehidupan selain amal yang mengarahkan lembar-lembar kehidupan tersebut kepada satu kesimpulan besar, lembar kehidupan yang baru yang bersih dengan warna yang indah.

Ada satu modal yang tetap kita miliki, yang meyakinkan diri kita untuk senantiasa mampu menjadi lebih baik, yaitu hati yang bersih. Allah memisahkan sosok manusia berdasar kualitas hatinya, sebagaimana firmannya, “Dan apakah orang yang sudah mati kemudian kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya?” (QS Al An’am:122)

Kepada standarisasi inilah kita berupaya membawa diri dan hati kita. Senantiasa menjadi sosok manusia yang mengisi lembar kehidupan dengan hati yang hidup. Hati yang memahami dengan baik maksud dari ayat-ayat yang telah jelas, dan mengetahui kandungan maknanya. Ia dapat melihat dan meneliti fenomena yang terpampang di dalamnya. Ia dapat membedakan antara yang berbahaya lagi membinasakan dengan yang bermanfaat lagi membawa keselamatan.

Cara yang paling sederhana menghidupkan hati adalah menjadikan Al Qur’an sebagai isinya. Al Qur’an dengan segala keistimewaannya adalah ruh Allah yang ditiupkan ke dalam hati yang padam dan dituangkan kepada nurani yang telah mati. Dengan begitu hati menjadi hidup, bangkit dan bergerak untuk mengembalikan nilai-nilai kehidupan yang kuat dan produktif.

Maka intensitas kedekatan diri kita dengan Al Quran menjadi suatu keharusan dalam mencapai dan menjaganya.

Semoga lembar sejarah kehidupan baru yang kita jelang kali ini bkanlah rutinitas tahunan yang sia-sia. Kita memohon kepada Allah agar catatan harian lembar kehidupan kita ke depan adalah titik awal bagi kita untuk menapak hari fitri dengan kecemerlangan hati. “Ya Allah, hidupkanlah hati-hati ini dengan kitabmu dan selamatkanlah kami melalui hari-hari ini dengan kitab catatan yang membahagiakan.” Amin. Wallahu a’lam bishowwab.
Disarikan dari Al Izzah, September 2001

Wednesday, November 09, 2005

Ketika (terpaksa) Jatuh Cinta

Cinta itu indah
Cinta itu anugrah,
Ketika dikaruniai cinta, bersyukurlah.
Karena cinta akan melembutkan perasaan.
Tapi, jagalah cintamu agar tetap bersih hatimu

Kita sama-sama tahu, bahwa cinta itu anugrah. Sesuatu yang patut kita syukuri keberadaannya.
Kita juga tahu, adalah fitrah ketika jatuh cinta (kepada lawan jenis). Bahkan seorang aktivis, dengan labelnya “ikhwan” atau “akhwat”, adalah manusiawi ketika merasa jatuh cinta, merasa tertarik dengan lawan jenisnya. Karena kita menyadari, aktivis pun adalah manusia biasa.

Tapi hendaknya kita juga menyadari, bahwa cinta itu harus kita letakkan pada tempatnya yang tepat, pada waktunya yang tepat, pada orangnya yang tepat pula. Janganlah kehadiran cinta yang seharusnya membuat hidup jadi berwarna, justru membuat hidup menjadi kusam, aktivitas jadi berantakan, karena hati terbuai oleh cinta yang tidak semestinya.

Ketika kau menyadari, bahwa rasa itu telah menelusup dalam hatimu, kau punya dua pilihan, mencintai dengan benar (menikah), atau tidak sama-sekali (meninggalkan hubungan-hubungan selainnya). Kalau kau sudah siap, ungkapkan cintamu dan utarakan niatmu menikahinya. Tapi ketika kau belum siap, diamlah, jangan katakan apapun dan pupuslah perasaanmu, jangan sampai rasa itu memenuhi hatimu sehingga membuatmu lalai dari semuanya.

Aku tidak rela, kalau dengan alasan cintamu padanya, membuatmu bersemangat dalam setiap aktivitas, terlebih dalam aktivitas dakwah. Pun aku tidak rela, kalau dengan alasan cinta pula, kau meninggalkan semua aktivitasmu karena ingin melupakan dan menghindar darinya. Kita harus selalu ingat hanya Allah saja yang boleh kita jadikan sandaran, hanya harapan akan ridha-Nya yang kita jadikan alasan untuk semua gerak langkah kita.

Jangan sampai cinta membuatmu masuk dalam perangkap kesia-siaan, karena sibuk memikirkan lintasan-lintasan perasaan. Tetaplah engkau menjadi dirimu, memelihara kehormatanmu. Jangan kau nodai dan kau tanggalkan kemuliaanmu di dunia dan akhirat kelak demi kemuliaan dunia yang hanya setitik debu. Semoga firman Allah ini selalu kita ingat:
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmuNya dan Allah telah mengunci mati mata, pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya. Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk setelah Allah membiarkannya sesat. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran? (QS Al Jaatsiyah:23)

Saudaraku,
Semoga kita selalu bisa meletakkan cinta kita pada pada tempat yang tepat, orang yang tepat dan waktu yang tepat. Semoga kita senantiasa ingat hanya padaNya lah cinta sejati, muara dari semua cinta.

“Cukuplah Allah yang akan menentukan ke arah mana sampan cinta akan menuju. Dan cukuplah Allah yang mengisi seberapa banyak bejana cinta di hati harus terisi”
(sajak musafir hayat)


Semoga Allah senantiasa menjaga semangat kita untuk kembali padaNya,
Semoga Allah senantiasa menjaga keberadaan rasa malu dalam diri kita.

saudaraku (di suatu tempat), untukmu risalah ini kupersembahkan
Masalah umat begitu banyak, menunggu untuk diselesaikan
Pantaskah ketika yang lain berlomba dalam berbuat kebaikan, sementara kita hanya sibuk mengurusi lintasan-lintasan hati yang menyesatkan???

Tuesday, November 08, 2005

Jangan Berkata "tidak sempat..." untuk Membaca Al Qur'an

Azizah Rahastin, usianya baru 3,5 tahun, keponakan saya satu-satunya, sedang semangat belajar IQRO’. Dalam sehari minimal tiga kali Hastin merengek minta diputarkan VCD alif ba ta. Kalo sudah nonton VCD alif ba ta, Hastin akan serius sekali dan tidak mau ada yang mengganggunya. Jadi selama Lebaran ini di rumah kami sering terdengar teriakan Hastin yang mengagetkan kami, “Mama…, Eyang…, Tante…, Jangan ganggu dong! Mba Hastin kan sedang belajar membaca Al Qur’an”

Subhanallah, anak itu sekecil itu, begitu bersemangatnya dalam belajar membaca al Qur’an, walaupun baru tahap menghafal alif ba ta. Pun dia selalu menyempatkan untuk mempelajarinya setiap hari. Hastin kecil telah mengajari kami untuk “menyempatkan” membaca Al Qur’an dalam keseharian.

“Al Qur’an” ibaratnya adalah surat cinta Allah SWT kepada kita. Namun seringkali kita melalaikannya, tidak membaca apalagi berusaha memahaminya selama berhari-hari. Kita sering beralasan sibuk ini, sibuk itu sehingga tidak sempat melakukannya. Ibaratnya surat cinta, bagaimana kita akan tahu isinya kalau membacanya saja kita tidak pernah, bagaimana kita akan memahaminya kalau artinya saja kita tidak tahu. Membaca Al Qur’an tidak ditentukan waktunya. Tidak seperti sholat yang sudah diwajibkan lima kali dalam sehari. Justru karena tidak ditentukan waktunya, membuat kita sering lalai, dan sering tidak menyempatkan membacanya, apalagi mencoba memahaminya.

Padahal begitu banyak keutamaan membaca Al Qur’an.
Pahala membacanya dihitung per huruf, bukan per kata. Jadi dihitung alif satu huruf, lam satu huruf, dst.
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitabullah ini maka baginya satu pahala, dan kebaikan yang sepuluh kali lipatnya. Aku tidak katakan aliif-lam-mim satu huruf, tapi aliif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf” (HR. Turmudzi). Bahkan orang yang mendengarkan bacaan Al Quran ketika sedang dibacakan, maka diapun mendapat pahala seperti orang yang membacanya.

Di dalam Al Qur’an ada banyak pelajaran dan hikmah bagi orang yang mau memahami, sebagaimana firman Allah ,”Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan (tadabbur) ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran” (QS 38:29)

Selain itu Al Qur’an dapat memberikan syafaat bagi kita kelak di hari pembalasan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dinyatakan bahwa Al Qur’an dan puasa akan memberikan syafaat kelak di hari kiamat kepada kita.

Jadi mulai sekarang jangan sampai berkata “tidak sempat….” untuk membaca Al Qur’an. kalau kita tidak menyempatkan dari sekarang, kapan lagi?!?

Kalian Sungguh Berarti

Untuk keluarga keduaku dalam lingkaran kecil
Yang telah menemaniku selama ini,dalam proses belajarku,
Untuk SEJATI ku
Yang selalu membantuku dalam perjalanan memaknai sebuah amanah
Untuk adik-adikku
Yang membuatku “terpaksa” jadi tua dan berusaha dewasa
Untuk semua sahabatku
(di Tsabita, Fahima, Asy-Syifa, Candra Dewi, UKMI, JAMAIKA, KT Surakarta, dll)
Yang telah dan selalu mengajari akan makna “ukhuwah”
Betapa kalian semua sangat istimewa

Ketika cahayaNya tersebar, melingkupi kehidupan kita
Saat itu pula rajutan duka berpendar, terurai musnah
Ketika senyum kalian terbentang menghias wajah
Saat itu pula semua lara menepi, terbalut cinta

Mengenal kalian adalah anugrah,
Mencintai kalian karenaNya adalah rahmat,
Berjuang bersama kalian di jalanNya adalah nikmat

Kebersamaan yang kita ukir, begitu meneguhkan
Yang hanya bersandar pada kekuatan dan keridhaan Allah
Semoga senantiasa mengingatkan akan kemuliaan perjuangan
Semoga keistiqomahan senantiasa menyertai kita
Semoga ukhuwah di antara kita selalu terjaga
Semoga lisan kita selalu basah dengan doa

Terlantun dari lubuk hatiku:
Syukron, Jazakallah khair atas kebersamaan yang indah
Afwan jiddan bila terlalu banyak hak-hak ukhuwah yang belum tertunaikan

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbah (cinta) hanya kepada-Mu, bertemu untuk taat kepada-Mu, bersatu dalam rangka menyeru (di jalan) Mu, dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya,ya Allah, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya, dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak akan pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepada-Mu, hidupkanlah dengan marifah-Mu, dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Amin. Dan semoga shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Muhammad, kepada keluarganya dan kepada semua sahabatnya.”
(Doa Rabithah-Hasan Al Bana)

Kasih Ibu Sepanjang Masa

Cinta yang kuberi sepenuh hatiku
apa yang kuterima, aku tak peduli

Kiranya potongan lirik lagu bang ebiet di atas memang tepat menggambarkan bagaimana kasih sayang ibu kepada anaknya, pengorbanan apapun akan dia lakukan, dia tidak peduli apakah kelak anaknya akan menghargai atau membalas pengorbanannya.

Pagi ini saya kembali mengakui betapa besar kasih ibu pada anaknya. Hari ini seharusnya saya masih di rumah menikmati libur Lebaran bersama keluarga. Tapi karena ada sms mendadak dari teman saya, “Bapak Dosen akan memberi bimbingan padat” dengan berat hati saya pun berangkat ke RS Dr. Moewardi, tempat di mana saya belajar.

Ketika sedang menunggu dosen dan menunggu teman yang lain, iseng-iseng saya jalan-jalan ke poli Bedah. Di sana saya melihat seorang ibu sedang menggendong anaknya., menanti giliran diperiksa. Mungkin karena merasa lelah, ibu tersebut kemudian membaringkan anaknya di lantai. Barulah saya dapat mengamati, rupanya putra sang ibu tidak normal. Kepalanya membesar (hydrocephalus), jauh lebih besar dari ukuran tubuhnya, juga terdapat benjolan, mungkin karena tumor. Tubuh anaknya sangat kurus, tangan dan kakinya sangat kecil. Karena tubuhnya yang tidak proporsional itulah, anak tersebut tidak bisa mengangkat kepalanya, dia hanya bisa menggerak-gerakkan kaki tangan dan kakinya, sambil sesekali mengerang kesakitan.

Sang ibu berusaha membuat anaknya nyaman. Dia tidak peduli dengan orang-orang yang lewat di sekelilingnya yang mungkin hanya bisa merasa iba. Dia berusaha menghibur anaknya, mengajak anaknya bercanda, sambil mengusapnya dengan lembut setiap kali anaknya merintih kesakitan. Ibu tersebut menceritakan keadaan di sekitar mereka kepada anaknya, yang kemungkinan tidak bisa melihat dengan sempurna.

Betapa besar cintanya kepada anaknya, Beliau hanya ditemani putranya yang lain yang masih kecil, mungkin sekitar 5 tahun usianya. Beliau terus menghibur anaknya dengan cerita dan permainan-permainan sederhana. Entah sampai berapa lama mereka menunggu, karena saya pagi ini antrian di poli bedah cukup banyak. Dengan harapan kesembuhan buah hatinya, entah berapa kali ibu tersebut harus bolak-balik ke rumah sakit.

Hati pun jadi gerimis. Ingat ibu di rumah yang begitu sayang pada kami. Lebaran ini ibu begitu sibuk, karena keluarga besar berkumpul, jadi harus masak buat banyak orang (ga ada yang gantiin masak, karena ga ada yang masakannya seenak ibu sih J) Ibu, maafkan anak-anakmu yang sering mengecewakanmu, belum bisa memenuhi harapanmu, malah kami sering ngisengin ibu rame-rame.
Kangen nih sama ibu…..

8 November 2005, jadi pengen pulang…

Kenangan Saat Ujian PANUM

Maka, Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan
(QS. 94 : 5-6)


Seminggu sebelum lebaran kemarin saya ujian PANUM. Ujian PANUM berupa praktek pemeriksaan fisik yang dilakukan berpasangan dengan teman kelompok. Dalam kelompok kami ada 12 orang, jadi semuanya ada enam pasangan. Sebenarnya tidak ada yang istimewa dalam kelompok kami, justru yang istimewa adalah dosen pengujinya, karena beliau terkenal sangat “moody”. Dalam artian “mood” beliau sangat mudah berubah, beliau bisa saja marah tanpa sebab, padahal baru tiga menit yang lalu beliau mengajak kita bercanda. Selain itu beliau terkenal “pelit” memberi nilai, rata-rata dua koma nol lah…

Sehari sebelum ujian kami tentiran (bimbingan) sama kakak tingkat yang sudah pernah diuji beliau. Jadi dikasih trik-trik untuk menghadapi beliau, pertanyaan yang biasa diajukan, dsb. Pas latihan prakteknya, kami berpasangan dengan pasangannya masing-masing

Pas hari- H, pagi- pagi kami sudah berkumpul, dengan perasaan yang tidak karuan, deg-degan, takut, dsb. Beliau datang, dan kami diminta masuk ke ruangan beliau. Setelah basa-basi sebentar, ujian dimulai. Pasangan pertama dipanggil….., ternyata…. Pasangannya ditentukan oleh beliau, jadi tidak sesuai dengan urutan sebelumnya. Lemas rasanya, karena partner kita berubah, bukan dengan partner saat latihan. Ditambah lagi, hari itu ternyata beliau mood-nya sedang tidak bagus. Jadilah ujian hari itu terburuk sepanjang sejarah PANUM. Dari 12orang kelompok kami yang disuruh keluar ruangan lima orang, disuruh belajar dulu di luar. Setelah selesai semua, kami disuruh pulang, diminta kembali keesokan harinya. Kami pun pulang dengan tanda tanya besar di hati, lulus atau tidak.

Keesokan harinya kami sekelompok menghadap lagi.
Subhanallah, hari itu beliau sangat berbeda dengan hari sebelumnya. Beliau memberikan bimbingan, panjang lebar beliau menjelaskan, memberitahu kesalahan-kesalahan kami saat melakukan praktek kemarin. Semua dijelaskan dengan gamblang. Bahkan beliau juga minta maaf atas sikapnya yang tidak mengenakkan. Beliau juga berpesan agar kami tidak percaya sepenuhnya dengan berita-berita yang diriwayatkan kakak tingkat, bahwa dosen ini galak, dosen itu pelit memberi nilai, dsb karena itu justru akan menurunkan mental kami saat ujian. Dan yang paling mengejutkan, beliau memberikan kami semua nilai yang bagus sepanjang sejarah PANUM. Subhanallah,… benar-benar jauh dari persangkaan kami.

Jadilah hari itu kami pulang dengan penuh rasa syukur dan haru atas keramahan beliau…
Sekali lagi Allah menunjukkan kuasaNya. Ketika Allah berkehendak, segalanya bisa terjadi….


Kenangan di RS Dr. Moewardi, 29&31 Oktober 2005
Teruntuk:
teman-teman ujian PANUM : mba rini, andin, sita, ardina, mufid, ningrum, mimi, dhe nuri, april dan dua orang lagi, (afwan lupa namanya L) : tetap semangat sebentar lagi semesteran lho…
Spesial buat mba ufit, dian, nanik: syukron atas tentirannya
Buat dr. Mamik, Sp. SD terima kasih banyak atas ilmu yang telah dibagi dan nasehat-nasehatnya

Senandung Ukhuwah SEJATI*

Disini kita pernah bertemu
Mencari warna seindah pelangi
Ketika kau menghulurkan tanganmu
Membawaku ke daerah yang baru
Dan hidupku kini ceria
Kini dengarkanlah
Dendangan lagu tanda ingatanku
Kepadamu teman agar ikatan ukhuwah kan bersimpul padu
Kenangan bersamamu takkan terlupa
Walau badai datang menghadang
Walau terpisah jasad dan nyawa
(brothers-untukmu teman)

Saat mendengar nasyid ini, serta merta ingatan terbayang pada pertemuan kami di eN-Ha saat Ramadhan kemarin. Pertemuan yang singkat, namun cukup membuat kami mengenang saat kebersamaan, membuka kembali ingatan, peristiwa-peristiwa yang dilewati, yang pahit-maupun manis, jalan kenangan yang pernah dilalui…. Semua membawa pada kesimpulan, semuanya atas nama ukhuwah………..persaudaraan karena ikatan aqidah, itulah yang lebih kekal,

Atas nama ukhuwah, manusia yang tadinya tidak saling mengenal tiba-tiba merasa menjadi sahabat bahkan saudara
Atas nama ukhuwah, seseorang menjadi terbuka hatinya, menerima dan menghargai orang lain sebagai saudara walaupun dengan karakter yang berbeda-beda
Atas nama ukhuwah, beban yang tadinya dipikul sendirian akhirnya terasa ringan karena dibantu yang lain. Masalah yang terasa berat, dicarikan solusinya bersama-sama
Atas nama ukhuwah, kemarahan menjadi sirna ketika melihat senyum dan mendengar sapaan dari saudaranya. Dengan mudah bisa saling memaafkan kesalahan
Atas nama ukhuwah, pertikaian pun dapat diakhiri dengan kesadaran untuk menyelesaikan dengan musyawarah, tidak lagi berdebat untuk hal-hal yang tidak prinsipiil
Atas nama ukhuwah, persahabatan dianggap lebih berharga. Memenuhi kebutuhan saudaranya lebih diutamakan daripada kebutuhannya sendiri.
Atas nama ukhuwah, saling mengingatkan ketika lalai, saling menguatkan ketika lemah, saling berbagi ketika suka, saling menanggung ketika duka

Semoga kita termasuk orang yang mencintai karena Allah, bertemu dan berpisah karenaNya, sehingga kita bagian dari tujuh golongan yang dilindungi Allah di hari akhir.

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbah (cinta) hanya kepada-Mu, bertemu untuk taat kepada-Mu, bersetu dalam rangka menyeru (di jalan) Mu, dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya,ya Allah, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya, dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak akan pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepada-Mu, hidupkanlah dengan marifah-Mu, dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Amin

Sore yang indah, Jumat 21 Oktober 2005
Dalam kenangan eN-Ha,
Dalam kenangan JN UKMI,
Dalam kenangan SEJATI…
Semoga kita tetap istiqomah!

*SEJATI are Eliza, V3, Tiwi, Isna, Dhani, Poo-ji,Wee-dee, Niex

Teguran Manis di Pagi Hari

Di antara sekian masa yang berlalu,
Tak ada yang seramah pagi.
Dalam heningnya ia menenangkan,
Dalam hangatnya ia menggerakkan,
Dalam segarnya ia menyemangatkan.
Selamat pagi saudariku…. Rapikan amanahmu!


Sebuah sms singkat, manis, tapi juga menohok, dan langsung menghilangkan rasa kantuk. Sms yang datang saat azan shubuh baru berkumandang.

Subhanallah, banyak cara Allah menjaga kita, mengingatkan kita. Dan pagi itu saya diingatkan karena sudah sekian lama saya melalaikan amanah-amanah saya, melupakan ikrar saya sebagai seorang jundi ketika menerima amanah itu. Selama beberapa pekan tenggelam dalam aktivitas kuliah, membuat saya lalai dan menghilang dari belantara dakwah kampus dan menjadikan kesibukan akademis sebagai tameng melalaikan amanah dakwah. padahal itu tidak sepenuhnya benar, karena sebenarnya saya masih bisa mencuri waktu di sela-sela aktivitas kuliah saya.

Sms itu merupakan teguran Allah buat saya, melalui perantaraan teman saya. Saya yakin teman yang berkirim sms tadi tidak mengetahui kondisi saya saat ini. Karena dia tinggal di Yogya, sementara saya tinggal di Solo, dan sudah enam bulan lebih kami tidak berjumpa. Karena kuasa Allah, dia mengirimkan tadzkirah yang pas buat saya, sesuai dengan kondisi saya saat itu. sms itu membuat saya merenung, mengingat tentang keutamaan dan kemuliaan beraktivitas di jalan dakwah, membangkitkan semangat saya…untuk kembali, merapikan amanah, menyelesaikan tugas-tugas, membereskan pe-er, meminta maaf kepada teman-teman karena saya telah mendzalimi mereka selama saya “menghilang”.

Saya bersyukur dikaruniai sahabat yang mengingatkan ketika saya lalai, memotivasi ketika lemah. Saudara seiman, saudara yang sebenarnya…… sungguh merupakan anugrah yang besar memilikinya.


Buat Dephy di Yogya, semoga ukhuwah di antara kita tetap terjaga. Jazakillah khair untuk semuanya. Afwan, bukumu belum sempat aku balikin

Belajarlah dari Anak-Anak

Anak-anak kecil. Tingkah mereka seringkali membuat kita tersenyum. Keluguan mereka seringkali membuat kita tersindir. Pertanyaan mereka yang spontan seringkali membuat kita terpojok. Ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari tingkah laku anak kecil di sekitar kita, kalau kita mau mengamati

Anak-anak selalu mengawali harinya dengan ceria. Tidak pernah terbersit kekhawatiran di wajah mereka, “hari ini akan makan apa?”. Keceriaan mereka menngajarkan kepada kita untuk selalu optimis dalam menghadapi hidup ini. Walaupun BBM naik, insyaAllah rezekiNya akan datang dari arah tak disangka-sangka yang akan mencukupkan kita.

Dokter mengakui, pasien anak-anak selalu jujur. Mereka akan mengeluh kalau benar-benar merasa sakit, dan itu akan sangat kelihatan dalam ekspresi wajahnya. Kalau mereka sehat maka mereka akan bermain-main dengan riang dan ceria. Sedangkan kalau pasien dewasa kadang menyembunyikan rasa sakitnya, kadang justru pura-pura kesakitan. Anak-anak mengajarkan kita untuk jujur dan bisa menempatkan diri kita.

Anak-anak begitu mudah berbagi makanan, mainan dengan teman-temannya, sedangkan kita berbagi dengan saudara yang membutuhkan pun begitu sulitnya.

Anak-anak mudah memaafkan dan tidak mendendam. Ketika anak-anak berebut mainan, bisa jadi kemudian mereka bertengkar dan akhirnya saling memukul. Tapi seringkali lima menit kemudian mereka sudah akur dan bermain bersama lagi. Begitu mudahnya mereka saling memaafkan, sedangkan orang dewasa begitu mudahnya mendendam walaupun hanya karena masalah sepele.

Anak-anak begitu mudah berintrospeksi, ketika mereka merasa diremehkan, mereka mudah menangis dan berusaha mengingat kesalahannya. Sedangkan orang dewasa begitu mudahnya mencela kesalahan orang lain, tapi jarang menyadari kesalahannya sendiri.